3 Tingkatan Cara hati mengenal rahasia ghaib menurut Imam Al Ghozali

'Alamul malakut ialah rahasia ghaib, tidak dapat dilihat dengan pandangan mata, khusus dapat diketahui dengan pandangan mata hati.Dia itu tiada berkesudahan ( berakhir).

Benar, yang tampak bagi hati daripadanya itu, suatu kadar yang berkesudahan. Akan tetapi pada dirinya dan dengan ditambahkan pada ilmu Allah, maka ia tiada berkesudahan (berakhir).

Jumlah 'alamul mulki dan 'alamul malakut, apabila diambil sekaligus, dinamakan hadlarah rububiah (hadlarah ke-Tuhanan), karena hadlarah rububiah itu meliputi semua yang ada. Pada wujud itu tiada sesuatu, selain Allah Ta'ala, perbuatanNya dan kerajaanNya dan hambaNya-hambaNya itu adalah sebagian dari perbuatanNya.

Apa yang tampak dari yang tersebut bagi hati, adalah Syurga, Syurga itu sendiri adalah merupakan suatu golongan, yaitu sebab berhaknya syurga pada ahli kebenaran. Luas kepunyaannya dalam syurga, adalah menurut luas ma'rifahnya dan, menurut yang nampak baginya tentang Allah, sifat-sifatNya, dan af'alNya (perbuatanNya)

Yang dimaksud dengan taat dan perbuatan semua anggota badan ialah pembersihan hati, pensucian serta kecemerlangannya. Sesungguhnya orang yang mensucikan memperoleh kemenangan.

Yang dimaksud dengan pensucian, ialah berhasilnya cahaya iman dalam hati, yakni cemerlangnya nur ma'rifat (cahaya pengenalan) yakni yang dimaksudkan dengan firman Allah Ta'ala :

فمن يردالله ان يهد يه يشرح صدره للاسلم

( fa man yuridil laahu an yahdiahu, yasyrah shadrahu lil islami )

Artinya : " Maka barangsiapa dikehendaki oleh Allah memberi petunjuk kepadanya, niscaya dibukakanNya hatinya mengenal agama Islam " QS Al An 'am 125

Penampakan (tajali) dan iman itu mempunyai tiga tingkat.

Tingkat pertama : ialah orang awam, yaitu semata-mata taqlid (ikut-ikutan)

Tingkat kedua    : iman orang-orang ahli ilmu kalam (ilmu tauhid), yaitu bercampur baur dengan macam macam dalil. Tingkatannya mendekati  tingkat iman orang awam.

Tingkat ketiga     : iman orang-orang 'arifin (orang yang berma'rifah akan Allah), yakni : orang yang menyaksikan dengan nur keyakinan.

Sebagai contoh atas tingkatan-tingkatan tersebut yaitu bahwa pembenaran anda tentang adanya si Zaid di rumahnya.

Tingkat pertama : bahwa diterangkan kepada anda, oleh seseorang, yang telah anda coba kebenarannya. Tidak anda kenal akan kebohongannya dan tidak anda curigai akan kebenaran kata-katanya. Hati anda merasa tenang dengannya, Lantaran semata-mata mendengarkannya. Inilah iman semata-mata taqlid, yang menjadi contaoh imannyaorang awam.
Iman ini menjadi sebab kelepasan di akhirat. Dirinya termasuk tingkat pertama dari golongan kaum kanan (ashabul yamin). Ia tidak termasuk golongan muqarrabin (orang yang dekat dengan Allah) karena tidak memperoleh kasyaf, bashirah dan nur iman.

Tingkat kedua : Anda mendengar perhatian si Zaid dan suaranya dari dalam rumah, akan tetapi dibelakang dinding, lalu anda mengambil alasan tentang adanya Zaid dirumah. Kepercayaan anda, pembenaran dan keyakinan anda tentang keberadaannya di rumah itu, lebih kuat daripada pembenaran anda, dengan semata-mata mendengar saja. Inilah kepercayaan yang bercampur dengan dalil.

Tingkat ketiga : Bahwa anda masuki rumah. Anda melihat orang itu dengan mata dan menyaksikannya. Inilah ma'rifah (pengenalan) yang sebenarnya dari penyaksian dan keyakinan. Itu menyerupai ma'rifah orang-orang yang muqarrabiin dan shiddiqin, karena beriman dengan musyahadah (penyaksian)

Post a Comment

Previous Post Next Post