Hati adalah ibarat kubah yang dibangun. Ia memiliki pintu-pintu, yang ditegakkan dalam hati itu hal ihwal, dari masing-masing pintu. Hati juga seperti sasaran tembak, yang diarahkan kepadanya, panah dari segala arah. Atau seperti cermin yang ditegakkan, singgah di cermin itu segala macam bentuk yang beraneka ragam. Kelihatan di cermin itu barang satu persatu, dan bentuk itu tidak terlepas dari cermin itu. Atau ia seperti kolam yang kedalamnya tercurah air dari bermacam-macam sungai.
Tempat-tempat masuk bekas-bekas yang silih berganti dalam segala hal, adakalanya dari zahiriyah adakalanya dari bathiniyah. Sesungguhnya manusia bila mengetahui sesuatu dengan pancainderanya, ia membekas dalam hati. Begitu pula kalau syahwat sedang bergelora.
TENTANG KHAWATHIR (GURISAN)
Bekas yang terdapat dalam hati yang paling khusus ialah: gurisan-gurisan dalam hati (khawathir). Yang dimaksud dengan khawathir, ialah pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam hati dan ingatan-ingatan, yakni pengetahuan hati akan ilmu. Adakalanya dengan jalan kontinue dan adakalanya dengan melalui ingatan. Maka itu dinamakan khawathir (gurisan-gurisan), dimana ia terguris, sesudah hati itu melupakannya. Gurisan-gurisan adalah penggerak kemauan. Jadi niat, cita-cita dan kemauan terguris sesudah diniatkan dalam hati. Maka awal mula segala perbuatan ialah: gurisan-gurisan. Kemudian gurisan itu menggerakkan keinginan, dan keinginan itu menggerakkan cita-cita. Cita-cita menggerakkan niat dan niat menggerakkan anggota badan.
Gurisan yang menggerakkan keinginan terbagi pada, yang mengajak kepada kejahatan (yad'u ilas syarri), yang akibatnya membawa kepada melarat. Dan yang mengajak kepada kebaikan (yad'u ilal khairi), yang akibatnya membawa manfaat di negeri akhirat.
Gurisan (khawathir) yang terpuji dinamakan ilham, dan gurisan yang tercela dinamakan was-was. Maka was-was bertentangan dengan ilham, syetan bertentangan dengan malaikat, dan taufiq bertentangan dengan kehinaan (khizlaan) Dalam hal ini Allah berfirman:
ومن كل شيء خلقنا زوجين
( wa min kulli syaiin khalaqna zaujain )
Artinya: "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan" QS Adz Dzariyat 49
Hati menjadi tarik menarik diantara syetan dan malaikat. Nabi bersabda: "Pada hati ada dua langkah. Yang satu dari malaikat: Perjanjian dengan kebaikan dan pembenaran dengan yang benar. Barangsiapa yang memperoleh demikian, maka hendaklah ia tahu, bahwa itu adalah dari Allah swt. Dan hendaklah ia memuji Allah. Dan yang satu langkah lagi dari musuh, perjanjian dengan kejahatan, pembohongan dengan yang benar dan larangan dari kebajikan. Barangsiapa memperoleh hal yang demikian maka hendaklah ia berlindung dengan Allah dari syetan yang terkutuk, kemudian nabi saw., firman Allah Ta'ala yang artinya: "Syetan menjanjikan kemiskinan kepada kamu dan menyuruh mengerjakan pekerjaan keji " QS Al Baqarah 268
Hati itu pada asal fitrahnya, pantas untuk menerima pengaruh malaikat dan pengaruh syetan dalam keadaan yang sama. Tidak lebih kuat salah satu daripadanya terhadap yang lain. Hanya lebih kuat salah satu dari kedua belah pihak itu, dengan mengikuti hawa nafsu dan berkecimpung dalam nafsu syahwatnya atau berpaling daripadanya dan menyalahinya.
Manakala hati tidak terlepas dari nafsu syahwat, marah, serakah, rakus, panjang angan-angan dan sifat-sifat kemanusiaan lainnya, yang bercabang dari hawa nafsu lagi, bahwa hati itu tidak terlepas daripada syetan didalamnya, yang mondar-mandir dengan was-was. Karena itu Nabi saw bersabda: "Masing-masing kamu mempunyai syetannya, para sahabat bertanya: " Dan engkau wahai Rasulullah ? Nabi saw menjawab: "Juga saya. Hanya saya ini ditolong oleh Allah Ta'ala terhadap syetan itu. Lalu ia Islam, maka ia tidak menyuruh, kecuali yang kebajikan" HR Muslim dari Ibnu Mas'ud
Sesungguhnya adalah demikian, karena syetan itu tidak berbuat sesuatu, kecuali dengan perantaraan hawa nafsu. Barangsiapa yang ditolong oleh Allah Ta"ala terhadap hawa nafsunya, sehingga hawa nafsu itu tidak berkembang, selain menurut yang layak dan kepada batas yang layak, maka hawa nafsunya itu tidak mengajak kepada kejahatan. Syetan yang menggunakan hawa nafsu yang demikian, tidak menyuruh, selain kebajikan.
Manakala mengingat duniawi sudah berkeras pada hati sepanjang kehendak hawa nafsu, niscaya syetan memperoleh jalan. Lalu ia membisik hati manusia.
Jatuh menjatuhkan antara tentara malaikat dan tentara syetan dalam peperangan hati itu berjalan terus menerus, sehingga terbukalah hati kepada salah satu daripada keduanya. Lalu yang satu itu bertempat dan menetap di dalam hati. Singgah yang kedua didalam hati adalah secara perebutan.
Kebanyakan hati yang telah dikalahkan oleh tentara syetan dan dimilikinya, lalu hati itu penuh dengan was-was yang mengajak kepada mengutamakan duniawi dan membuang akhirat.
Hati yang kosong dari hawa nafsu, tidak akan dimasuki syetan. Karena itu Allah berfiman:
ان عبادي ليس لك عليهم سلطن
( Inna 'ibaadii laisa laka 'alaihim sulthaanun )
Artinya: "Sesungguhnya hamba-hambaKu, engkau tidak mempunyai kekuasaan atas mereka" QS Isra 65
Maka tiap-tiap orang yang mengikuti hawa nafsu adalah budak hawa nafsu, bukan hamba Allah. Karena itu Allah menguasakan syetan atas orang tersebut. Allah berfiman :
افرءيت من اتخذ الهه هوه
( afara aita manit takhadza ilaahahu hawaahu )
Artinya: "Adakah engkau lihat orang yang mengambil keinginan (nafsunya) menjadi tuhannya." QS Al Jatsiyah 23
Was-was syetan itu tidak terhapus dari hati, selain dari mengingat lain dari yang mewaswasi itu. Karena apabila terguris dalam hati, ingat sesuatu, niscaya hilanglah yang telah ada didalam hati sebelumnya. Hati adalah tempat lalulintas syetan.
Mengobati sesuatu adalah dengan lawannya. Lawan bisikan syetan itu ialah mengingtat Allah Ta'ala serta berlindung kepadaNya. Tiada yang menyanggupi demikian selain orang yang taqwa, yang dimenangi oleh ingatan kepada Allah Ta'ala pada mereka. Dan syetan itu berkeliling pada mereka, pada waktu lengah dengan jalan mencari kesempatan.
Mujahid berkata tentang pengertian firman Allah Ta'ala:
من شرالوسواس٠الخناس
( Min syarril waswaasil khannaas )
Artinya: "Dari bahaya bisikan (syetan) yang tersembunyi" QS An Nas 4
Jadi syetan itu mengembang dalam hati. Apabila orang mengingat akan Allah, maka syetan sembunyi dan kuncup. Apabila lupa kepada Allah, niscaya syetan itu berkembang pada hatinya. Perlawanan antara mengingat Allah dan bisikan syetan, adalah seperti perlawanan antara cahaya dan gelap dan antarta malam dan siang.