2 Pengertian ( definisi ) Nafsu menurut Hujatul Islam Imam Al Ghozali

Definisi Nafsu :


Hal ini mengandung banyak pengertian yang hampir serupa. Yang menyangkut dalam pembahsan kami daripadanya ada dua pengertian :

1. Ialah pengertian yang menghimpunpada kekuatan marah dan nafsu syahwat pada manusia, yang akan diuraikan pada kesempatan lain.

Pemakaian ini adalah yang biasa ahli tasawuf, karena yang mereka maksudkan adalah nafs (nafsu) ialah : pokok yang menghimpun akan sifat yang tercela pada manusia. lalu mereka berkata, bahwa mau tidak mau harus melawan nafsu dan menghancurkannya. Dalam kaitan ini Nabi Muhammad SAW. memberi isyarat dengan sabdanya :

 (A'da 'aduwwika nafsuka-allatii baina janbaika).

Artinya : "Musuhmu yang terbesar, ialah nafsumu yang berada diantara dua lambungmu."

2.    Pengertian kedua, yaitu : yangb halus (lathifah) yang telah kami sebutkan diatas, di mana pada hakekatnya, itulah manusia. Yaitu : diri manusia dan zatnya. Tetapi keadaannya. Apabila dia itu tenang, dibawah perintah dari nafsu syahwat, maka dinamakan nafsu muthmainnah (diri atau jiwa yang tenang). Allah Ta'ala berfirman tentang contohnya :

(Yaa-ayyatuhannafsul muthmainnatu, irji'ii ilaa rabbiki raadliyyatan mardliyyah.)

Artinya :  "wahai jiwa yang tenang ! kembalilah pada tuhanmu, dengan merasa senang (kepada Tuhan),                     dan(Tuhan) merasa senang kepadanya." (Q.S. Al-Fajr : 27-28).

    Apabila tidak sempurna ketenangannya, akan tetapi jadi pendorong pada nafsu syahwat, maka dinamakan nafsu lawwamah ( jiwa yang mencela). Karena jiwa yang mencela tuannya karena teledor dalam menyembah Tuhan-nya. Tuhan berfirman

(Wa laa uqsimu bin nafsil lawwamah).

Artinya : "Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat mencela (pada kejahatan ).                                                  (Q.S. Al-Qiyamah :2).  

Kalau nafsu (jiwa) itumeninggalkan tantangan, tunduk dan patuh menurut kehendak nafsu syahwat dan panggilan syetan, maka dinamakan : nafsu yang menurut kepada sesuatu yang jahat (An-nafsu ammarah bis-suu').

Dalam kaitannya dengan nafsu ammarah ini, Allah berfirman, menceritakan tentang yusuf  as. atau istri seorang pembesar (Mesir yang membujuk Yusuf as.) :

(Wa maa ubarriu nafsii, innan nafsa la ammaaratun bis-suu-i).

Artinya : "Dan aku tidaklah membebaskan diriku (dari kesalahan), dan karena sesungguhnya nafsu itu                   cenderung lebih kepada menyuruh yang buruk". (Q.S. Yusuf : 53).



Post a Comment

Previous Post Next Post