Penelitian Atas Kemungkinan-Kemungkinan Tasawuf Islam, Apakah Adanya Pengaruh Hindu dan Persia ?

Para ahli yang begitu tertarik dengan hidup kerohanian Islam (Tasawuf), sehingga sebagian mereka berasumsi bahwa sumber ajaran Tasawuf Islam adalah adanya pengaruh dari hindu, baca postingan (disini). Dan tidak sedikit yang beranggapan demikian, sehingga mencari pengetahuan-pengetahuan tentang hal tersebut.

Untuk menetapkan dugaan bahwasanya munculnya Tasawuf adalah karena pengaruh Hindu, yamg dikuatkan oleh ahli-ahli penelitian, semuanya mengambil alasan daripada kitab  karangan Al Bairuni.

Bila kita selidiki hasil-hasil penelitian mereka, kepada Al Bairuni jugalah mereka menyandarkan alasan. Tetapi tidak seorangpun yang dapat mengemukakan alasan adakah pertalian bangsa Arab  dengan bangsa Hindustan, atau kebudayaan Arab dengan kebudayaan Hindustan, baik sebelum Nabi Muhammad lahir atau sekian masa setelah Islam tersiar. Tentang adanya perhubungan lalu lintas tidaklah dapat dipungkiri. Tetapi pengaruh agama, seperti Brahmana atau Budha, tidaklah nampak. Ahli-ahli sastra adalah saksi yang adil untuk mencari pengaruh itu. Sudah ada beberapa orang penyair ternama sebelum Nabi Muhammad lahir, sehingga ada syair-syair mereka yang digantungkan pada Ka'bah. Namun tanda-tanda pengaruh pikiran Nirwana Budha atau Brahmana Hindu tidaklah ada. Kalau dipandang dari segi kemasyarakan, kalau memang terlebih dahulu telah ada kepercayaan Budha atau Brahmana yang mempunyai filsafat tinggi itu sudah ada pengaruhnya di tanah Arab, sudah terang kedatangan agama Islam mesti menyebut perbedaan itu. Sebagaimana perbedaan-perbedaan diantara pokok kepercayaan Islam dengan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin.

Ahli-ahli lain pernah mengemukakan teori tentang caranya bangsa-bangsa berpikir, (Rassenteori), katanya bansa Arya dapat menerima berpikir yang "tinggi", sehingga menimbulkan Brahmana, mendasar pikiran kepada Kesatuan Segala. Dan  bisa berpikir cara Budha, meniadakan Kesatuan Segala, Tetapi  bangsa Semit dapat berpikir yang tinggi mendalam. Meskipun teori demikian, yang muncul  di dalam abad kesembilan belas, telah dibantah oleh beberapa ahli-ahli, namun salah satu bukti yang dapat mereka kemukakan, tentu saja karena di dalam bangsa Semit, yang termasuk di dalamnya bangsa Arab, tidak pernah terdapat persamaan atau pengambilan cara berpikir Brahmana atau Budha itu.

Dan lagi, haruslah diperhatikan bahwasanya Al Bairuni baru-baru lahir ke dunia di pertengahan yang akhir dari abad keempat Hijriah dan penggal kedua dari abad kelima (351-440H atau 962-1048M). Sedang dalam masa empat abad yang telah dilalui itu, Tasawuf telah berkembang dalam masyarakat Islam dengan luasnya.

Terdapatnya beberapa persamaan jalan, tersebab Tasawuf Islam ditimbulkan oleh karena pengaruh Hindu, tidak dapat diterima.

 Adapun rapatnya hubungan diantara bangsa Arab dengan bangsa Persia adalah hal yang telah nyata dan terang di dalam tarikh (riwayat). Baca postingan (disini). Kedua bangsa itu telah menjadi satu di dalam Islam. Keduanya telah sama hebatnya pertentangan mereka memperebutkan pengaruh politik di dalam kerajaan Islam. Di zaman Bani Ummayah kekuasaan Arablah yang tinggi. Di zaman Bani Abbas, kaum Persialah yang menyumbang dan mendirikan kerajaan itu. Tetapi kata-kata yang menyatakan bahwa timbulnya Tasawuf, adalah karena dibawa oleh orang Persia, tidaklah dapat diterima begitu saja. Sebelum adanya percampuran kebudayaan atau perpaduannya diantara Arab dengan Persia, kehidupan kerohanian telah ada pada sahabat-sahabat utama dan tabi'in.

Kalau dikemukakan bahwasanya penganjur-penganjur Tasawuf yang terdiri dari orang Persia. Seperti Ma'ruf Al Karachi dan Abu Yazid Bustami, orangpun jangan lupa bahwa  Abu Sulaiman Al-darani, adalah orang Arab, wafat tahun 215H (830M), Zun Num Al Mishri adalah orang Mesir, keturunan Naubi (diantara Sudan dan Mesir), dan kata sebagian orang dari Kopti, wafat tahun 245H (853M). Ahli-ahli Tasawuf memang banyak dari keturunan Persia dan ada juga dari keturunan Arab dan keturunan Turki Al Jami, Jalaluddin Rumi, Al Karmani dan lain-lain, memang orang Persia. Tetapi ini sudah berlalu tiga atau empat abad setelah munculnya hidup Kerohanian Islam. Sebab itu tidaklah dapat dijadikan alasan untuk menjadi sumber.

Hidup kerohanian atau Tasawuf memang besar pengaruhnya dalam kalangan kaum Persia, terutama kaum Syi'ah. Kadang-kadang karena pengaruh politik, menentang kekuasaan yang nyata. Sebagian dari kepercayaan Kaum Syi'ah Persia itu ialah mempercayai akan adanya Imam yang Ghaib, dan yang ditunggu kedatangannya ke dunia.. Sebab mereka tidak mau mempercayai Imam yang ada, Sebab imam itu bukan Syi'ah.

Oleh karena telah sangat rapatnya hubungan bangsa Arab dengan bangsa Persia, tidak mungkin dapat dielakkan  adanya pengaruh ambil mengambil sari dan inti.. Kehidupan zuhud dan kependetaan Tasawuf mungkin pengaruh dari ajaran Manu. Kehidupan sederhana dan tidak makan daging, mungkin dari pengaruh agama Mazdak.

Suatu kepercayaan yang terdapat dalam golongan kaum Tasawuf yang akhir bahwasanya Allah Ta'ala dahulu menjadikan Nur Muhammad dan daripada Nur Muhammad inilah  terjadi alam yang lain, mungkin ada pengaruh dari  ajaran Zoroaster dalam kitabnya "Zindavesta" atau menyerupai juga akan kepercayaan Nasrani tentang "Kalaam". Tetapi kepercayaan-kepercayaan ini terdapat kemudian dan jauh sekali dari pada kehidupan zuhud dari anjuran Al Qur'an. Sedang sebelum kepercayaan-kepercayaan itu, terdapat kaum yang zuhud menganjurkan hidup kerohanian dengan dasar Islam, dari Al Qur'an dan Hadits telah ada.

Post a Comment

Previous Post Next Post