Hati adalah ibarat benteng. Syetan adalah musuh, yang bermaksud masuk ke dalam benteng. Ia ingin memiliki dan menguasai. Tidak sanggup penjaga benteng dari musuh, selain dengan menjaga pintu-pintu benteng, tempat-tempat masuk dan tempat lubangnya. Tidak mampu menjaga pintunya, bila orang tiada mengetahui pintu-pintu itu.
Diantara pintu syetan yang besar ialah marah dan nafsu syahwat. Marah, berarti binasanya akal. Apabila lemah tentara akal, tentu tentara syetan menyerang, Manakala manusia itu marah, maka syetan bermain dengan dia, seperti anak-anak bermain dengan bola.
Di samping marah dan nafsu syahwat, pintu yang lain ialah : dengki dan rakus. Manakala manusia itu rakus pada tiap sesuatu, maka kerakusan itu membutakan dan menulikan, karena Nabi saw baersabda :
Øبك للسيء يعم ويصم
( Hubbuka Lisy syai-i yu'mii wa yushimm )
Artinya : "Kesukaanmu kepada sesuatu, membutakan dan menulikan kamu" HR Abu Daud dan Abi Darda dengan isnad dla'if
Sinar matahari itulah yang memperkenalkan tempat masuknya syetan. Apabila manusia itu ditutup oleh dengki dan rakus, maka ia tidak dapat melihat. Ketika itu syetan mendapat kesempatan.
Kenyang dari makan, walaupun makanan itu halal dan bersih, juga merupakan peluang yang baik bagi syetan.
Mengenai banyaknya makan, ada enam perkara yang tercela :
Pertama : menghilangkan takut kepada Allah dari hatinya.
Kedua : Menghilangkan belas kasihan dari hatinya kepada orang lain, karena ia menyangka, bauwa semua orang itu kenyang.
Ketiga : Banyak makan itu memberatkan dari berbakti ( tha'at )'
Keempat : Apabila ia mendengar kata hikmat, ia tidak memperoleh kehalusan jiwanya.
Kelima : Apabila ia mendengarkan perkataan hikmat, tidak berkesan dalam hatinya.
Keenam : Bahwa banyak makan itu mendatangkan penyakit.
Diantara pintu-pintu syetan, ialah menyukai penghiasan dengan perabot rumah. Apabila syetan telah dapat menjatuhkan manusia pada yang demikian, maka syetan itu tidak perlu kembali kepada manusia tadi untuk kedua kalinya, karena sebagian yang demikian menarik kepada sebagian yang lain.
Diantara pintu-pintu syetan yang lain, ialah sifat serakah pada manusia. Karena apabila serakah itu telah mengeras dalam hati, maka syetan itu berusaha pada manusia tadi, supaya menyukai membuat-membuat-buat dan menghiasi terhadap orang yang ia mengharapkan sesuatu padanya, dengan bermacam-macam ria' dan kepalsuan, sehingga yang diserakahi itu menjadi sembahannya.
Diantara pintu syetan yang lain, ialah : terburu-buru meninggalkan ketetapan tentang semua urusan. Nabi saw bersabda yang artinya :
"Terburu-buru itu dari syetan, dan pelan-pelan itu dari Allah Ta'ala" HR Tarmidzi dari Sahl bin Sa'ad
Seharusnya semua perbuatan itu dilakukan sesudah memperhatikan dengan penglihatan yang mendalam dan mengetahuinya. Perhatian yang mendalam itu perlu dengan memperhatikan dan pelan-pelan. Sikap yang tergesa-gesa jelas menghalangi-halangi yang demikian.
Diantara pintunya yang besar ialah : uang, perhiasan, dan bermacam-macam harta lainnya, dari harta benda, binatang ternak dan tanah ladang. Sesungguhnya semua yang melebihi dari sekedar makanan penting yang diperlukan, adalah tempat ketetapan syetan. Orang yang memiliki makanan yang perlu, maka hatinya kosong dari kesusahan hidup.
Pada hakekatnya orang yang memiliki sebuah batu dimana ia berbantal dengan batu itu ketika ia tidur, sesungguhnya ia telah memiliki dari dunia, apa yang mungkin menjadi senjata syetan bagi dirinya. Karena orang yang bangun malam umpamanya untuk sholat, manakala sebuah batu itu dekat padanya, yang mungkin dibantalinya, maka senantiasa batu itu mengajaknya kepada tidur dan kepada membantalinya.
Ini mengenai batu. Maka bagaimana dengan orang yang memiliki bantal empuk, ranjang bagus dan kamar yang indah. Maka kapan lagi waktunya untuk beribadah kepada Allah.
Diantara pintu-pintunya yang besar, ialah : kikir dan miskin. Ia menghalangi membelanjakan harta dan bersedekah. Ia mengajak kepada menyimpan, gudang dan azab pedih. Itulah yang dijanjikan bagi orang-orang yang membanyakkan harta.
Khaitsamah bin Abdurrahman berkata : " syetan itu berkata : "Aku tidak dapat dikalahkan oleh anak Adam. Ia tidak dapat mengalahkanku pada tiga hal, yaitu: aku suruh dia mengambil harta yang bukan haknya, membelanjakan yang bukan haknya dan melarangnya kepada yang hak.
Diantara pintu-pintu syetan yang besar, ialah : fanatik madzhab, hawa nafsu, dengki kepada musuh, memandang kepada musuh dengan pandangan yang rendah dan hina. Yang demikian, termasuk yang membinasakan hamba-hamba dan orang-orang fasik sekalian. Sesunguhnya mencaci orang dan asik menyebut kekurangan mereka adalah sifat yang terjadi pada tabiat diantara sifat-sifat binatang buas. Apabila syetan mendatangkan khalayan kepada manusia, bahwa yang demikian itu adalah benar dan sesuai dengan nalurinya, maka berlebih-lebihanlah manisnya pada hati manusia.
Ia menyangka bahwa ia berbuat dalam bidang agama, padahal ia berbuat mengikuti syetan. Anda melihat seorang dari mereka, fanatik kepada Abu bakar Siddiq ra, sedang ia memakan yang haram. Lidahnya terlepas kepada kata-kata yang sia-sia dan dusta berbuat segala kerusakan.
Kita melihat seorang yang lain berkata dengan sia-sia, bahwa ia fanatik kepada Ali ra, akan tetapi tingkah laku Ali sedikitpun tidak diikutinya, demikian juga dengan yang lain.
Kemudian syetan itu mengkhayalkan kepada mereka, bahwa orang yang mati dengan mencintai Abubakar dan 'Umar, maka api neraka tidak mengelilinginya. Tetapi dipihak lain, syetan menanamkan fanatik kepada Ali, hingga dibelanya sampaui mati.
Begitu pulalah hukumnya orang yang fanatik kepada As Safi'ie, Abu Hanifah, Malik, Ahmad dan imam-imam yang lain. Semua orang yang mendakwakan berpegang kepada madzhab seorang imam, sedang ia tidak menjalankan yang dijalankan oleh imam tersebut, maka ia menjadi musuhnya di hari kiamat. Karena imam itu berkata kepadanya : "Madzhabku adalah kerja, tidak bicara dengan lidah. Bicara dengan lidah adalah untuk bekerja, bukan untuk yang sia-sia. Maka sebagaimana hal mu? Kamu menyalahi aku dalam pekerjaan dan perjalanan hidup, yang menjadi madzhabku dan jalan yang aku tempuh selalu dan aku berjalan padanya kepada Allah Ta'ala. Kemudian kamu dakwakan madzhabku itu bohong."
Diantara pintu-pintu syetan lagi, ialah : membawa orang awam yang tiada berkecimpung dalam ilmu serta tidak mendalaminya, kepada berfikir tentang zat Allah Ta'ala, sifat-sifatNya dan mengenai hal-hal yang tiada sampai batas pemikirian mereka padanya, sehingga meragukan mereka tentang pokok agama.
Manusia yang paling bodoh ialah : orang yang paling kuat kepercayaannya kepada akalnya sendiri, orang yang paling berketetapan akal, ialah orang yang sangat curiga kepada dirinya sendiri dan yang lebih banyak bertanya kepada orang yang berilmu pengetahuan.
Tags:
Hati